Kegiatan Kuliah Praktisi dengan tema “Politika Sastra sebagai Disisplin Ilmu Baru dalam Studi Sastra” dilaksanakan secara luring pada Sabtu, 10 September 2022 di Swissbel Hotel Silae Palu Kegiatan ini diawali dengan pembukaan oleh pranata acara Anita Aswin, S.Pd., M.Pd. dan laporan ketua panitia Dr .Ida Nuraeni, M.Pd.. Selanjutnya kegiatan dibuka oleh Dekan FKIP Universitas Tadulako, Dr. Ir. Amiruddin Kade, S.Pd., M.Si. Adapun peserta dalam kegiatan ini) yaitu dosn-dosen prodi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, dosen praktisi, guru-guru sekolah di Kota Palu, dan mahasiswa.
Kegiatan ini berlangsung pukul 12.30 – 17.00 Wita dengan agenda sebagai berikut, 1) registrasi peserta, 2) pembukaan acara oleh pranata acara., 3) menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, 4) laporan Ketua Panitia oleh Dr. Ida Nuraeni, M.Pd., 5) sambutan Dekan FKIP, Dr. Ir. Amiruddin Kade, S.Pd., M.Si., sekaligus membuka dengan resmi kegiatan”, 6) pembacaan doa yang dipimpin oleh Ilma Yusman, S.Pd., M.Pd., 7) Istirahat (coffe break), 8) pemaparan materi dan diskusi oleh narasumber, didampingi moderator Dr. H. Gazali Lembah, M.Pd., dan 9) penutup.
Kegiatan Kuliah Praktisi dengan tema “Politika Sastra sebagai Disisplin Ilmu Baru dalam Studi Sastra” menghadirkan satu orang narasumber yaitu Prof. Dr. H. Setya Yuwana, M.A., beliau merupakan salah satu guru besar di Universitas Negeri Surabaya dan menjadi pakar dalam penulisan buku, serta pakar dalam bidang kesastraan. Dalam materinya yang berjudul “Politika Sastra” beliau memaparkan beberapa ilmu bantu dalam kajian sastra yaitu, Sosiologi Sastra perpaduan sosiologi dan ilmu sastra, Psikologi Sastra perpaduan psikologi dan ilmu sastra, Antropologi Sastra perpaduan antropologi dan ilmu sastra , Filsafat Sastra perpaduan filsafat dan ilmu sastra, Kajian Budaya (Cultural Studies) mengkaji “praktik-praktik pemaknaan” dalam konteks kekuasaan, Ekologi Sastra perpaduan ekologi dan ilmu sastra, Pariwisata Sastra perpaduan ilmu pariwisata dan ilmu sastra dan Politika Sastra perpaduan ilmu politik dan ilmu sastra. Untuk dapat memahami ilmu politika sastra dosen, dosen praktisi, guru, peneliti maupun mahasiswa dapat memanfaatkan teori-teori politik (misalnya teori ideologi, kekuasaan, konflik, perlawanan, komunikasi politik, dan teori lainnya) melalui sastra. Teori-teori tersebut dapat merujuk pada 1.Teori kekuasaan Michel Foucault, 2 Teori ideologi Terry Eagleton, 3. Teori Marxis Raymond Williams, 4. Teori politik estetika Jacques Ranciere, 5. teori kekerasan simbolik Pierre Bourdieu, dan 6. Teori hegemoni Antonio Gramsci.
Dalam pemaparannya, Prof. Dr. Setya Yuwana juga menyatakan dasar keilmuan politika sastra yaitu, antologi, aksiologi dan epistemologi. Ontologi (hakikat ilmu) hakikat mempelajari atau mengkaji sastra dengan menggunakan teor teori dalam ilmu politik yang dipandukan dengan ilmu sastra. Epistemologi (metodologi) menggunakan pendekatan interdisipliner dan multidisipliner. Aksiologi (guna ilmu) memberi wawasan baru bagi ilmuwan dalam memahami sastra melalui perilaku kelompok dalam interaksinya dengan lembaga-Lembaga pemerintah. Melalui cabang ilmu baru dalam sastra yaitu politika sastra, diharapkan dapat menjadikan ilmu sastra semakin berkembang dan dapat bermanfaat bagi seeluruh sivitas akademik dan khalayak.