Rubrik Bahasa dan Sastra Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Tengah bekerja sama dengan Mercusuar edisi Bulan Mei hingga Bulan Oktober dengan menerbitkan karya-karya pilihan setiap minggunya. Naskah yang dimuat berisi hal-hal yang berkaitan dengan kebahasaan, kesastraan, atau literasi yang berkaitan dengan tema tertentu seperti hari keagamaan, kemerdekaan peristiwa bersejarah atau sosok/tokoh tertentu. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia berhasil menjadi salah satu yang terpilih untuk diterbitkan karyanya pada Mercusuar edisi 26 Juni 2021.
Moh Adli Azri Zahirul Haq, Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Angkatan 2017 memberikan 3 judul puisi, yakni O, Merdeka, Pilu Pendidikan Ku, Dari Bagdad Untuk Kita.
O, MERDEKA
O, INDONESIA
Dalam Rahim pertiwi/
270 juta rakyat terbual kemerdekaan/
Tatkala orang-orang berkata kita merdeka/
Nyatanya, di kampung-kampung/
Perih punggung-punggung petani masih tiba/
Membakar tungku kehidupan/
Atau pedih air mata nelayan yang deras serupa ombak ganas/
Binasa dalam lautan/
Menyelami samudera kepahitan/
Kemudian, MERDEKA yang mana kau maksud?
Sementara di kota-kota/
Debu dan polusi menusuk orang tua dan anak-anak/
Bagi mereka yang bermukim dibawah kolong langit/
Di bawah bangunan kokoh jembatan-jembatan/
Atau di jalanan aspal yang sesak bis kota/
Lantas, inikah yang namanya MERDEKA?
O, INDONESIA-ku/
Tatkala lepas dari cengkraman pejajah/
Saat orang-orang/
Berteriak MERDEKA, MERDEKA, MERDEKAAA!!!
Lalu, MERDEKA mana yang mereka maksud?
Sementara, Orang-orang berbicara merdeka dalam basa-basi/
Dalam sumpah serapah/
Dalam pidato-pidato kemerdekaan/
Maka sekali lagi kita bertanya/
MERDEKA mana yang mereka maksud!!!
PILU PENDIDIKAN KU
Dari mata jendela dunia
Tatap nanar pendidikan pilu
Mengoyak-ngoyak sanubari
Di sekolah,
Tak ku jumpai lagi tulisan-tulisan Kartini di papan tulis
Kalimat-kalimat Ki Hajar Dewantara dari mulut teknologi
Atau pampangan wajah Dewi Sartika pada tembok-tembok sekolah
Kini hilang dan dihilangkan
Nafsu kepentingan berserakan
Pendidikan dibiarkan mencari jalan pulangnya sendiri.
DARI BAGDAD UNTUK KITA
Nun jauh disana
Tepi barat sungai tigris
Telah berabad-abad lamanya
Ilmu-ilmu bertebaran
Orang-orang menujunya sebagai sandaran kepala
Yang pulang dalamnya ilmu sedalam palung mariana
Dari Bagdad orang-orang membawa bekal wawasan
Memberinya untuk kita yang di Zamrud Khatulistiwa
Atas pikiran yang masih segersang Gurun Sahara.
Bagdad kiblat pengetahuan
Tempat fakir ilmu menjelajah
Tempat pemikir berkemah
Bukan tempat orang-orang yang senang bertikai
Maka tak pantas bagi kita yang pongah
Atas ilmu setetes.